Tautan Blog ini

www.wikoantonismksharasablogspot.com

Senin, 08 Februari 2010

Pedang Bernama Siasat

sejarah orang Minangkabau didaerah Merangin tak terlepas dari peran tokoh Cindua mato. daerah Merangin dari dudlu merupakan perebutan tiga kekuatan besar, ini disebabkan aset kekayaan alam yang melimpah berupa baan tambang yang terutama Emas. dalam sejarahnya daerah Merangin pernah diklaim Sriwijaya sebagai wilayahnya, daerah ini juga merupakan daerah perantauan orang Minangkabau dan Kerinci, setelah Jambi ditata kembali oleh Putri Pinang masak maka daerah ini menjadi wilayah kesultanan Jambi. kini kita lihat bagaimana perang orang Minang dalam mempertahankan wilayanya.
1. Minangkabau mengaku saudara dengan Kerinci. sebagian kerinci berasal dari Serampas-Sungai Tenang, otomatis Merangin barat adalah Sekutu Minangkabau.
2. Orang Minangkabau memasuki wilayah Tabir Hulu, menempatkan adat Penghulu dan ninik mamak dengan menegakkan suku Jambak, Sikumbang, Caniago dan Malayu. otomatis Huluan Tabir barat jadi daerah sekutu Minangkabau.
3. Menurunkan Putri Salero Pinangmasak ke hilir Sungai Batanghari dan memecah wilayah Sriwijaya menjadi kesultanan lain yakni Melayu Jambi yang merupakan anak keturunan Pagaruyung, wilayah Jambi dijadikan daerah berdaulat sendiri yang berfihak kepada Minangkabau.
4. Membuat perantauan Kerinci hingga ke hilir Merangin dan Tabir sebagai Benteng serangan Sriwijaya.

Ini adalah strategi klasik yang canggih sehingga dalam perjalanan sejarah Minangkabau memang tak pernah  terancam oleh Sriwijaya. saat Melayu dicoba untuk ditaklukan Majapahit siasat yang paling jitu adalah mengirim Dara Petak dan Dara Jingga ke Majapahit untuk mencegah Perang. dua wanita ini menurunkan Kala Gemet dan adjimantrolot yang keduanya jadi penguasa di Jawa dan Melayu. Kemenangan ini sama sekali tanpa perang...atau pedang.

Limbur Merangin Hilir Kota Bangko

Daerah limbur Merangin adalah sebagian dari misteri tanah Merangin yang memiliki sejarah sendiri. daerah ini sangat dekat dengan Karang Berahi tempat prasasti raja Sriwijaya ditambatkan tentang kekuasaan mereka yang mutlak diwilayah tersebut. namun dibalik semua itu nenek orang Limbur telah mengukir sejarahnya sendiri. ketika Islam masuk kedaerah tersebut, batu-batu tempat peribadatan orang Hindu Sriwijaya dihancurkan oleh orang-orang Limbur merangin sehingga terjadi perang yang dipicu kemarahan orang-orang Hindu. dalam sejarahnya bertkali-kali terjadi hal serupa sebagai wujud ketidak relaan mereka dikuasai oleh Sriwijaya. sebagai analisis sementara hal ini dapat dikaitkan dengan struktur keturunan Limbur Merangin yang merupakan Rantau tanah Kerinci, artinya secara budaya mereka terkait pada Minangkabau yang memiliki perjanjian persaudaraan dengan nenek orang Kerinci.

Misteri Kerinci Tinggi

Perjalanan orang-orang serampas Sungai Tenang melewati pegunungan yang cukup menantang adalah sisi lain dari legenda nenek moyang orang Lempur. alam yang ganas menjadi sebuah tantangan sebelum orang Gunung raya menghuni daerah Kerinci. persaudaraan yang terbina dengan orang Minangkabau membuat orang Guning Raya memiliki tautan budaya dengan orang Minangkbau. daerah asal mereka sendiri di Jangkat sungai Tenang kini justru menjadi bagian dari kerajaan jambi setelah Pangeran ratu mengirim anak angkatnya Rajo Tiangso untuk membina peradaban Luhak enam belas. dari berbagai cerita orang tua-tua di Rantau Suli tersebutlah didaerah jangkat terdapat dua pusaka yang amat dikeramatkan, pertama bedil seletus duo degum yang merupakan peninggalan dari Minangkabau sedangkan nenek berkeluk dalam bakul adalah seko tinggi  tentang nenek moyang orang jangkat yang berasal dari Mataram. pada setiap peringatan nurun peseko benda ini dibersihkan dan diupacarakan seagai penghormatan kepada leluhur.
Misteri Kerinci tinggi tidak hanya sampai di situ, ada kabar yang mengatakan bahwa bukit rajag menjadi ajang perebutan anatara orang Jangkat dengan orang Batang Asai. dala pertarungan itu orang Jangkat mangajak berlomba menanak nasi, dengan cerdik mereka menanak nasi dibalik bukit sehingga saat bertemu neek orang Siau mereka meletakkan nasi didaun dalam keadaan masih panas untuk membuktikan daerah tersebut dekat wilayah mereka. Misteri Danau gedang juga memiliki cerita sendiri, Orang rantau suli mengklaim Danau tersebut separo milik mereka, dalam sebuah perlomaan berlari mereka menanak nasi ditepi danau itu akhirnya separo danau menjadi milik mereka setelah orang daerah serampas menemukan nasi mereka telah dingin sesampai dipertengahan Danau.
Mistteri ini tentunya hanya sebagian ari legenda Kerinci Tinggi yang hingga kini masih tersisa. banyak hal yang patut dipeajari meisalnya peningalan berupa piring-piring pecah didaerah persawahan di Tanjung Alam yang hingga kini belum dipelajari, atau keris Pusaka di rumah Haji Bahrul Hassan yang tak terawat. memang daerah Melayu memiliki misterinya masing-masing termasuk Serampas-sungai tenang.

Meninjau kembali sejarah Merangin

Kalau dilihat secara teritorial daerah Merangin berada diantara tiga kekuatan besar, yaitu Sriwijaya, Melayu Jambi dan Kerajaan Minangkabau. wilayah masing-masing kerajaan tersebut hingga kini belum pula dikeyahui batasnya yang pasti. bila dilihat dalam kenyataan budaya yang berlaku di daerah Merantgin terdapat kombinasi dari masing-masing kekuatan tersebut. pengaruh Sriwijaya, Melayu jambi dan Minangkabau terlihat dengan jelas. ada daerah tertentu yang menerapkan nilai budaya Minangkabau seperti Ngaol, Talentam, air Liki dan Langeh yang semuanya terdapat daerah Huluan Suangai Tabir. disisi lain terdapat pengaruh Kerinci didaerah lain seperti Hilir Sungai Tabir sampai daerah aliran Suangai Merangin. Didaerah Luhak Enam Belas berlaku struktur budaya sendiri yang membuat daerah ini menjadi wilayah budaya sendiri pula. Siau, Jangkat dan Sungai Tenang meimiliki tradisi alam berajo dengan empat Depati. memang kalau dilihat lebih jauh lagi daerah Merangin menjadi perbauran budaya yang beragam, daerah Jangkat yang berada dikaki gunung Masurai memiliki peseko adat dari tiga tempat sekaligus, yaitu peninggalan Rajo Tiangso yang naik dari Jambi, Nenek berkeluk dalam bakul dari Mataram (jawa) dan Bedil selatuih duo degum yang dipercaya dari Minangkabau. sedangkan persentuhan daereah ini dengan kerinci sudah terjadi sejak lama, yakni semenjak berpindahnya orang serampas sungai tenang ke daerah Gunung Raya di kerinci.